Apa yang Kamu Pikirkan?

Apa yang Kamu Pikirkan?

Saya membayangkan proses berpikir itu seperti sebuah pabrik besar dalam kepala  manusia, dengan otak sebagai mesin utama. Produk yang dihasilkan dari pabrik itu sangat bergantung pada kualitas peralatan dan bahan baku yang dipakai. Seru juga ya. Hehe

Sebagai otoritas pemilik pabrik, setiap orang memiliki hak untuk menentukan apa dan bagaimana produk yang akan dihasilkannya. Memaksimalkan mesin produksi dan memilih bahan baku berkualitas adalah kunci utamanya.

Berpikir adalah pekerjaan private, pekerjaan yang sifatnya pribadi.

Letak mesin produksi (otak) yang di dalam kepala membuat berpikir adalah pekerjaan yang sifatnya personal. Manusia hanya akan berpikir tentang apa atau siapa yang diinginkannya. Tidak ada yang bisa memasuki pikiran orang lain tanpa izin. Apapun yang dipikirkan adalah mutlak hak pribadi. Intervensi dari luar hanya bisa terjadi ketika diizinkan.

Bahan baku untuk pikiran biasanya adalah bacaan, music, film, obrolan dan banyak lagi yang kesemuanya sangat dipengaruhi oleh lingkungan.

Hal-hal baik dan positif ataupun yang negatif sesuai standar sosial, akan sangat berpengaruh pada hasil pikir. Semakin positif bahan baku, kualitas produk hasil pikir biasanya semakin bagus.

Setiap kita punya bibit baik dan buruk yang sama banyaknya dalam diri. Intervensi dari lingkungan luar adalah yang berpengaruh banyak pada bagian mana yang akan berkembang dominan selain faktor genetik.

Mudah mendeteksi jenis sakit yang diderita orang berdasarkan jenis musik yang disukai kata teman saya. Rocker akan dirasa lumrah menderita sakit yang terkesan agak “nakal” menurut standard umum;  penyakit-penyakit kelamin misalnya. Tentu saja pernyataan ini bukan pernyataan ilmiah hanya hasil pengamatan saja.

Anak yang dibiasakan membaca akan memiliki kemampuan menganalisis yang berkembang dengan baik. Seperti juga kemampuan menggambar yang terus diasah, akan berpengaruh pada kemampuan untuk memperhatikan segala sesuatu secara detail.

Ketika ada di lingkungan yang sering melihat dan bicara tentang kelemahan orang lain, maka kemampuan untuk kepo dan ghibah bahkan bergosip akan berkembang dominan dibandingkan kemampuan melihat hal-hal baik.

Asupan bahan baku sangat berpengaruh pada hasil pikir, maka selektif memasukan hanya hal baik  ke dalam pabrik di kepala itu penting adanya.

Berpikir adalah hal private yang memasuki ruang publik melalui komunikasi.

Gudang penyimpanan produk sudah pasti memiliki keterbatasan. Karenanya isi “gudang” pikiran butuh untuk dikeluarkan dan dibagi. Medianya bisa melalui obrolan, tulisan, lukisan, lagu atau apapun yang diangap bisa mewakili isi kepala. Selain agar kepala tidak penuh, komunikasi adalah salah satu kebutuhan primitif manusia.

Hasil pikir yang tidak dikomunikasikan punya kemungkinan muncul dalam sikap dan tingkah laku. Untuk hal baik tentu saja akan terlihat pada pola tingkah yang menyenangkan. Jangan berharap melihat seseorang dengan asupan hal dan pikiran negatif akan bertingkah manis. Kesombongan, kemarahan, depresi, wajah yang tidak segar atau sikap permusuhan pada banyak hal adalah sebagian wujudnya.

Kepada siapa dan dimana hasil pikir dibagi akan sangat berpengaruh pada pilihan, keputusan, sikap dan tindakan. Kesombongan dan/atau depresi sangat mungkin berkembang pesat  ketika hasil pikir tidak dibagi. Mudah ditemui para pihak yang merasa paling benar dengan pikirannya karena tidak cukup luas lingkungannya belajar dan berbagi. Banyak cerita berujung pilu ketika hasil pikir dipendam dan dianalisis sendiri dengan pilihan lingkungan yang salah dan filter yang tidak cukup ketat.

Hal private tidak pernah utuh menyatakan dirinya kata Goenawan Muhammad.

Tidak semua hasil pikir bisa dibagi kepada orang di luar diri; inilah rahasia. Saya sih yakin setiap orang memiliki rahasia dan ketakutan akan penghakiman membuatnya tetap tersimpan dalam ruang-ruang penyimpanan di ingatan.

Hasil pikir yang personal melahirkan kebutuhan yang berbeda untuk setiap orang.  Pelukan, candaan, bahu untuk menangis atau sekedar duduk bersama di meja makan dan menikmati “ada” hanyalah sebagaian kecil dari barisan panjang kebutuhan itu.

Kopi, hujan dan suara Michael Bolton adalah teman dan fasilitas mewah yang saya pilih untuk menjawab kebutuhan dari hasil pikir. Saya menulis sebagian diantaranya dan memilih untuk menyimpan lainnya.

Ngopi
Ngopi dan berpikir di Lok Pahar

====== Salam dari Borong ======

Komentar