Apa Kabar?

Apa Kabar?

“Apa kabar?”

Sederhana sekali kalimat ini terasa beberapa waktu yang lalu.

Tidak demikian sekarang, rasanya harus lebih sering bertanya kabar kepada mereka yang kita kasihi.

“Jangan lupa berkabar ya.”

Kalimat ini juga merupakan bentuk perhatian yang sederhana sekali, tetapi rasanya selalu menyenangkan karena tau ada yang menanti kabar kita.

“Kalau sudah tiba, jangan lupa kirim pesan.”

Kalimat ini dalam sekali maknanya sekarang, karena banyak pergi yang akhirnya tidak sampai ditujuan dan/atau tidak akan pulang lagi.

Hal-hal sederhana yang dulunya biasa, dimasa pandemic dan/atau ketika ada soal sepertinya menjadi luar biasa. Bisa dibayangkan rasanya diam sendiri melawan semua tekanan tanpa ada yang peduli dan menanti kabar kita.

Melawan virus yang sedang mewabah ini saja sudah berat, apalagi ditambah dengan tekanan kesendirian.

Ketika sibuk dengan semua rutinitas biasanya berkabar menjadi sedikit merepotkan.

Kadang dengan tega juga mengatakan bahwa, mereka-mereka yang sering menanyakan kabar adalah mereka yang kurang kerjaan.

Ketika akhirnya sampai pada situasi semua kegiatan dan rutinitas dibatasi, bertukar kabar menjadi salah satu obat yang murah dan menyenangkan.

Media sosial saat ini bisa menjadi sarana bertukar kabar yang mudah.

Memperbaharui status secara rutin, mengunggah foto atau sekedar like dan koment pada akhirnya menjadi salah satu cara efektif tentang berkabar.

Tidak semua postingan atau unggahan kita akan mendapatkan respon sesuai keinginan, tetapi setidaknya mereka tau kita masih ada, begitu kata teman saya.

Kadang terlalu aktif menanyakan kabar juga akan dianggap sok akrab atau malah mengganggu.

Banyak orang yang melihat media sosial, tetapi hanya meperhatikan tanpa merasa perlu menanggapi. Ini pilihan tentu saja.

Tetapi setidaknya mereka tahu bahwa semua masih ada dan baik adanya.

Karena ketika masih bisa eksis di dunia maya, maka seharusnya kondisi masih aman terkendali kan?

Butuh kemampuan menyusun kalimat dan kadang mengedit untuk bisa menggunggah dimedsos dan itu hanya bisa dilakukan ketika sehat.

Berkabar itu penting; sangat penting malahan.

Sangat menyakitkan ketika tiba-tiba harus mendapatkan kabar buruk dari seseorang yang kita kenal, pernah dekat atau bahkan yang kita cintai karena lalai berkabar.

Berkabar bagaimanapun caranya, pada akhirnya akan selalu menyenangkan.

Banyak kata yang tidak pernah terucap.

Banyak pergi yang tidak kembali.

Banyak senyum yang akhirnya hilang .

Banyak canda dan tawa yang tidak tuntas.

Banyak cerita yang tidak selesai.

Pandemi mengambil kebebasan kita untuk bertemu tetapi keputusan untuk tetap terhubung ada pada masing-masing.

Salam dari Borong

Komentar