Untuk mencapai masyarakat madani, setidaknya ada dua pendekatan perubahan yang mesti dilakukan. Pertama, pendekatan kultural, dan yang kedua, pendekatan struktural. Agar tercapainya tujuan masyarakat madani, maka kedua perubahan ini sebaiknya melibatkan generasi muda.
Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa, perubahan dalam skala besar selalu bermula dari perubahan individu. Jika perubahan individu terwujud, maka yakinlah bahwa ia akan menjadi perubahan sosial. Atau dapat disederhanakan, perubahan itu berawal dari transformasi diri (individu) lalu mewujud menjadi tranformasi sosial (kolektif).
Untuk merealisasikan perubahan yang dimaksud, tentu harus memiliki metodelogi dan pendekatan yang tepat. Sehingga perubahan yang diharapkan dapat berimplikasi pada terbentuknya masyarakat madani (civil society), yaitu masyarakat yang berperadaban tinggi, yang berbasis pada nilai, etika dan religiusitas.
Untuk mencapai masyarakat madani, setidaknya ada dua pendekatan perubahan yang mesti dilakukan. Pertama, pendekatan kultural, dan yang kedua, pendekatan struktural. Agar tercapainya tujuan masyarakat madani, maka kedua perubahan ini sebaiknya melibatkan generasi muda.
Pendekatan kultural, dapat dilakukan dengan penyebaran generasi muda ke berbagai lapisan masyarakat. Kehadiran kaum muda diharapkan mampu menjadi inspirasi kebaikan dan keteladanan di tengah masyarakat. Tidak hanya itu, kehadiran mereka juga harus mampu menyerap aspirasi dan kebutuhan ril masyarakat, untuk kemudian diperjuangkan menjadi kebijakan.
Perubahan dengan pendekatan kultural bersifat bottom-up, dari bawah ke atas. Pendekatan struktural dilakukan dan ditandai dengan penyebaran generasi muda ke dalam lembaga formal, seperti legislatif dan eksekutif, juga sektor-sektor lain dalam rangka melayani rakyat melalui mekanisme konstitusional.
Tujuan keberadaan generasi muda dalam lembaga-lembaga dimaksud adalah, untuk turut berkontribusi dalam membangun sistem dan membuat kebijakan yang berpihak kepada kepentingan rakyat.
Di samping itu, keberadaanya pada lembaga-lembaga formal tersebut, diharapkan mampu mengadvokasi dan mengawal anggaran yang berpihak kepada kepentingan rakyat. Perubahan dengan pendekatan struktural bersifat top-down, dari atas ke bawah.
Di atas segalanya, cita-cita perubahan akan segera menjadi kenyataan ketika semua elemen mengambil peran dan turut berkontribusi. Pekerjaan kita sekarang adalah mempraktikkan pendekatan yang sudah diuji coba dalam berbagai perubahan yang dialami di berbagai struktur. Pada skala yang kecil (keluarga, tetangga) maupun skala besar (masyarakat, bangsa dan negara), baik organisasi sosial, politik bahkan institusi negara dalam konteks kekinian.
Tulisan ini dibuat oleh salah seorang sahabat saya, Sumardi. Beliau adalah Kepala Desa Siru Manggarai Barat. Bergerak taktis, cepat dan menyesuaikan diri dengan “dunia” untuk perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik adalah semangat yang membuatnya menghasilkan ide dan kerja-kerja hebat.
perubahan dimulai dari diri sendiri, saya setuju