Bahagia itu Personal

Bahagia itu Personal

Bahagia itu personal, urusannya sangat pribadi. Setiap orang memiliki standard dan definisinya masing-masing tentang apa dan bagaimana bahagia itu. Menurut KBBI bahagia adalah keadaan atau perasaan senang atau perasaan tenteram yang dimana dalam kondisi bebas dari hal yang menyusahkan. Tidak sama untuk masing-masing pribadi soal apa yang menyusahkan dan kondisi mana yang menenangkan; fisik dan non fisik, dari dalam dan luar diri.

Untuk beberapa orang, tenteram adalah saat bisa menikmati music kesukaan, sendiri saja dengan segelas kopi saat rintik hujan. Yang lain akan bilang bahwa bahagia adalah perjalanan panjang melihat tempat baru bersama orang terkasih sambil berbagi cerita receh tentang trotoar depan rumah yang penuh sampah. Bertemu orang-orang baru adalah bahagia untuk banyak orang dan menikmati kenangan bersama bayang orang-orang dari masa lalu adalah kondisi tenteram untuk sebagaian lainnya.

Terkadang alasan kita menyukai atau bahkan jatuh cinta pada seseorang terlihat tidak masuk akal, tetapi definisi tenteram yang kita rasakan adalah alasan yang sifatnya pribadi. Bukan juga kewajiban kita untuk berargumen tentang ini. Nikmati saja.

Yups bahagia itu harus dinikmati, soal apakah akan dibagi itu lain urusannya.

Tenteram, aman dan damai tanpa masalah adalah kondisi ideal yang diimpikan semua manusia. Tetapi tentu saja ini bukan sesuatu yang mudah kan? Tak ada hidup tanpa kesusahan dan hampir tidak mungkin menemukan ketenangan dalam sebuah persoalan. Tidak ada orang tanpa persoalan dan bahagia adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.

Cara setiap orang mencapai bahagia sudah pasti tak sama dengan beragamnya soal yang dihadapi. Pada tahap tertentu kita butuh pengalihan untuk mendapatkan ketenangan. Hingar bingar suara musik atau teriakan ketika marah bisa jadi adalah cara mendapat tenteram dari riuhnya suara di dalam kepala. Menghakimi kehidupan orang lain dan mencari kambing hitam adalah bentuk usaha untuk bebas atau lari dari persoalan sendiri.

Akan selalu lebih mudah mendefinisikan kehidupan orang lain dibanding intropeksi diri. Mencela capaian dan hasil kerja rumah sebelah selalu terasa menenangkan alih-alih menyadari situasi rumah yang berantakan karena dompet dan mood yang semakin menipis. Pilihan bergosip lebih nyaman terasa dibanding harus memikirkan tema dan kalimat untuk isi tulisan. Hehe

Bahagia itu urusan personal; private.

Tidak bisa memakaikan standard  kita pada orang lain. Ibarat pakaian, terlihat keren dan bagus pada orang lain tidak berarti akan pas ketika kita yang memakainya.

Berdoa, introspeksi dan mengenal diri lebih jauh adalah cara paling bijak yang selalu disarankan untuk meraih kondisi tenang dan nyaman; mainannya inner peace sebagai hasil akhir untuk ini katanya. Mereka dengan inner peace biasanya terlihat dari sikap dan perilaku yang tenang dan menenangkan. Tidak terdengar kalimat-kalimat kasar atau nada suara menggelegar untuk hal sederhana. Tidak banyak hal buruk tentang kehidupan orang lain terdengar dalam obrolannya, mereka adalah orang-orang yang focus pada pengembangan kemampuan dan diri. Sudut pandangnya selalu positif dan ini biasanya terpancar menjadi ketampanan atau kecantikan yang berkelas.

Setiap orang sedang berjuang dengan peran(g)nya masing-masing.

Sebagai makhluk sosial, kondisi diri bagaimanapun pasti akan berpengaruh pada hubungan dengan mereka di luar diri. Setiap pribadi membawa luka dan cerita yang tidak semua harus dibagi; so please just be kind. Berdamai dan bahagia dengan diri sendiri akan memudahkan hubungan dengan orang lain. Bukan perkara ringan tentunya, tetapi selalu merasa sebagai yang paling butuh perhatian juga egois sekali sepertinya. Foto untuk tulisan ini adalah teman-teman dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Borong dan penyandang disabilitas Kabupaten Manggarai Timur pada Perayaan Hari Disabilitas Internasional Tingkat Kabupaten Manggarai Timur. Penerimaan untuk keterbatasan pada diri membuat senyum mereka terasa tulus dan hangat.

Bahagia itu Personal
Bahagia itu Personal

Be happy; karena ketidakbahagiaan kita kadang menjadi monster untuk orang lain.

Nyaman dan tenteram buat saya adalah bisa kembali menulis tanpa distraksi selama 30 menit ditemani lagu-lagunya tanta Martina McBride plus kopi dan kue kacang khas Borong; heaven.

Sungguh tidak receh.

============ Salam dari Borong ============

Komentar