Pers, Anak Muda dan Kekuasaan

Pers, Anak Muda dan Kekuasaan

Anak muda yang ingin memegang kekuasaan dan menjadi pemimpin di masa sekarang, yang mampu menghadirkan perubahan; kuasailah media massa dan bangunlah jaringan dengan dunia pers. Pers memiliki  peran besar dalam mencerdaskan masyarakat dan membangun opini publik.   

Pembagian kekuasaan (eksekutif, legislatif dan yudikatif) sudah terekam dalam  kepemimpinan nabi Sulaiman dengan konsep Trias Politika.  Ini dikisahkan dalam Al-Qur’an; bahkan Trias Politica kini menjadi referensi publik dalam menjalankan kekuasaan. Al-Qur’an telah menggambarkan fakta sejarah Trias Politica secara apik, sebagaimana yang kemudian dirumuskan kembali oleh John Lock. Al-Quran mengisahkan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu berkelindan dalam fenomena perubahan yaitu penguasa (Firaun), pengusaha (Qorun) dan militer (Hamman).

Sebagai penguasa, Firaun bukan saja mengambil alih peran eksekutif tapi juga legislatif dan yudikatif. Sementara Qorun bukan sekadar pengusaha, tapi pengusaha yang berpengaruh besar terhadap eksistensi kekuasaan. Tak ketinggalan, Hamman bukan sekadar militer yang tangguh, tapi juga seorang arsitek brilian.

Namun ketiga poros ini butuh poros penyeimbang. Maka satu poros yang harus ada adalah poros gerakan profetik (kenabian);  yang dalam kepemimpinan nabi Sulaiman diperankan oleh Nabi Musa. Poros inilah yang kemudian menjadi penyeimbang berbagai poros dan  kemudian melahirkan peradaban gemilang.  

Distribusi kekuasaan sangatlah penting.

Inilah alasan perlu adanya check and balance dalam menjalankan pemerintahan. Distribusi kekuasaan ini setidaknya akan meminimalisir benturan-benturan kekuasaan atau kesewenang-wenangan yang bisa melahirkan kepatuhan buta terhadap kekuasaan; model kepemimpinan otoritarianisme.

Untuk memperkuat eksistensi tiga pilar demokrasi dan poros penyeimbangnya, para pakar dan akademisi kemudian menempatkan pers sebagai salah satu kekuatan penyeimbang kekuasaan. Ya, dalam konteks demokrasi, pers ditempatkan dan menempatkan dirinya sebagai salah satu pilar setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Jika kita menelisik sejarah pers Nasional, akan ditemukan fakta bahwa era reformasi merupakan era kebebasan pers setelah dibelenggu pada rezim Orde Baru (Orba) selama kurang lebih 32 tahun. Tidak bisa dipungkiri, pers memiliki peran strategis dalam upaya mengawal masa transisi menuju demokrasi sejati. Pers menjadi jembatan perantara antara rakyat dan penguasa.

Dengan perannya yang begitu kuat pers mampu menyuarakan aspirasi rakyat dan dapat menguak kebobrokan penguasa yang sering ditutup-tutupi. Jika pers turut mengambil bagian dalam upaya mengawal demokrasi serta memberikan pencerahan dan pendidikan politik kepada masyarakat, lalu bagaimana dengan anak muda?

Di mana kah posisi anak-anak muda? 

Menurut saya, harus ada anak-anak muda calon pemimpin masa depan yang menguasai pers atau media massa.

“Ide-ide genial dan gagasan-gagasan produktif anak-anak muda untuk membangun bangsa ini harus mewarnai media lokal dan nasional. Karena setelah kemenangan dalam merekonstruksi ide dan gagasan, anak-anak muda juga harus menang dalam wacana mensosialisasikan ide dan gagasannya kepada publik.”

Media massa atau pers adalah sarana yang tepat dan paling efektif untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Sekarang tersedia berbagai jenis media sosial seperti, website, blog, facebook, twitter dan lain sebagainya. Media-media ini sudah sepatutunya dikuasai oleh anak-anak muda. Bukan eranya lagi anak-anak muda calon pemimpin masa depan gagap teknologi dan lambat dalam mendapatkan dan/atau menyebarkan informasi. Tentunya ini termasuk kemampuan untuk menyaring informasi sesuai kebutuhan dan realita.

Anak muda yang ingin memegang kekuasaan dan menjadi pemimpin di masa sekarang, yang mampu menghadirkan perubahan; baiknya menguasai media massa dan membangun jaringan dengan dunia pers. Pers memiliki  peran besar dalam mencerdaskan masyarakat dan membangun opini publik.   

Terima kasih untuk tulisannya Pak Kades Siru-Manggarai Barat; Sumardi. Terima kasih sudah berbagi info dengan tema politik. Ini konsep yang realistis dan menarik, semoga bisa membawa perubahan pada cara pikir terutama untuk kaum muda.

Salam darii Borong

Komentar