Love the People God Gave You

Love the People God Gave You

Perpisahan adalah kepastian.
Caranya mungkin akan berbeda-beda.
Siapa yang meninggalkan atau ditinggalkan kadang adalah pilihan; tetapi lebih sering dalam duka yang mendalam ini adalah takdir.

Selalu ada cerita yang tertinggal ketika perpisahan harus terjadi.
Perjalanannya, sedih dan sukanya, marah dan cerianya; semua menyatu membentuk rasa sesak didada.

Kenangan adalah yang tersisa ketika perpisahan akhirnya harus dihadapi.
Beberapa cerita dan kenangan membekas menjadi raut luka yang harus dihadapi setiap harinya. Cerita dan kenangan berseliweran dikepala dan hati menorehkan luka yang semakin dalam dari waktu kewaktu.
Penyesalan adalah hal lain yang juga menyertai banyak perpisahan.
Seharusnya, andai saja, jika mungkin dan banyak lagi kata yang mengiringi tangis perpisahan.
Kenangan, cerita dan penyesalan ibarat perasan jeruk pada luka yang baru muncul. Perih.

Love people God gave to you, He’ll need them back one day…

Kata-kata ini rasanya pas sekali untuk mengingatkan pentingnya saling mencintai dan menghargai ketika masih bersama.

Tidak ada yang pernah bisa menebak kapan Tuhan membutuhkan orang yang kita sayangi untuk menjadi salah seorang malaikatnya.

Kesibukan adalah alasan paling jamak yang dipakai untuk membenarkan pengabaian atas keberadaan dan kehadiran.

Sibuk memenuhi kebutuhan ego, sibuk memuaskan keingintahuan dunia tanpa peduli yang diinginkan orang-orang terdekat.

Beberapa orang menyentuh kehidupan kita dengan cara yang begitu indah dan lembut.
Keindahan dan kelembutan yang kemudian melenakan dan memberi keyakinan bahwa semua akan berlangsung selamanya, selama yang kita mau.

Nilai sesuatu bahkan seseorang selalu jauh lebih tinggi ketika kita belum memiliki dan ketika kita telah kehilangan.

Mencintai kemudian menjadi rutinitas yang datar.

Rutinitas seringkali mengaburkan arti kehadiran, sayang, butuh dan banyak hal tentang hubungan kita dengan orang lain.

Rutinitas membuat kita lupa ada raga dan jiwa yang terabaikan dan kadang cuma butuh sekedar sapaan “apa kabar”.

Kita tidak akan tau seberapa dalam dan seberapa jauh seseorang menyentuh kehidupan kita, sampai akhirnya kita tidak sempat bilang selamat jalan ketika dia harus berpindah ke gerbong kehidupan lain.
Tempat yang bahkan tidak bisa kau datangi utk sebuah senyuman apalagi pelukan.

Melepaskan selalu sulit.

Apapun itu, ketika harus dilepaskan selalu sulit.

Namun tidak ada yang abadi menjadi milik.
Cinta, sayang, marah, benci, orang-orang, kenangan, cerita…apapun
Pada akhirnya semua akan sampai dititik harus dilepaskan.

Keikhlasan adalah teori umum yang akan dibisikan; kesedihan dan kehilangan adalah realita yang harus dihadapi.
Berpasrah mungkin adalah langkah sederhana, walau berat, yang harus dilakukan.

Orang-orang datang dan pergi dalam perjalanan kehidupan, hanya cinta yang tetap tinggal, menguasai ruang dan waktu.

Duka mendalam untuk perpisahan yang pada akhirnya harus dihadapi.
Semangat dan sehat selalu untuk cinta yang tak pernah putus.
Kado terbaik yang bisa diberikan kepada diri dan orang-orang terkasih disaat sekarang adalah kesehatan dan menikmati lebih banyak waktu bersama.
Ketika pelukan harus dibatasi jarak dan aturan, ambil handphone dan “say hi” ; karena kita tidak pernah tahu akankah esok masih ada waktu.

Salam dari Borong

One comment

Komentar