1 Perempuan Minang vs 3 Laki-Laki Timur

1 Perempuan Minang vs 3 Laki-Laki Timur

Persaudaraan Intelektual Minang dan NTT

Kedekatan orang Minang dan orang Flores/NTT dalam pemikiran dan pergaulan intelektual bukanlah hal baru. Generasi pendahulu bangsa ini dari Ranah Minang telah memperkaya cara pandang, filsafat, dan bahasa-sastra Indonesia. Begitu pula para pemikir dari NTT, hasil misi dan zending gereja, telah banyak berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Di ruang-ruang redaksi media arus utama, orang NTT dan orang Minang kerap bertandeman dengan baik. Hasilnya? Produk-produk jurnalistik berkualitas tinggi.

Itu cerita masa lalu yang sedikit-banyak masih berlanjut hingga saat ini—sesuatu yang sebaiknya terus dipertahankan.

Diva Aurel dan Trio Pemuda NTT: Bukti Kolaborasi di Dunia Musik

Munculnya Diva Aurel bersama tiga pemuda NTT—Juan Reza, SiletOpenUp (SOU), dan Jacson Zeran—menjadi bukti bahwa Minang dan NTT tidak hanya cocok dalam ranah intelektual, tetapi juga di bidang seni musik. Kolaborasi ini bagus dan semestinya berlanjut.

Jejak Minang di NTT

Minang sudah lama hadir di NTT. Selain catatan historis bahwa sebagian nenek moyang orang Manggarai berasal dari Minangkabau, kehadiran Minang di NTT juga terasa melalui Rumah Makan Nasi Padang (RMNP) yang kini hampir ada di setiap kecamatan di NTT. Meskipun demikian, kita kadang terkecoh karena ternyata yang berjualan adalah mas-mas dan mbak-mbak Jawa. 😁🤭

Dua Inspirasi dari Kolaborasi Ini

1. Kekuatan Perempuan Minang

Hanya butuh satu perempuan Minang untuk memimpin kolaborasi dengan tiga pria NTT. Ini memperlihatkan betapa ‘berkuasa’nya perempuan Minang.

Kuasa di sini tidak perlu dipandang negatif. Justru ada hal yang bisa kita, orang Timur, pelajari. Di Ranah Minang, mungkin karena budaya matrilinealnya, perempuan telah lama bebas menentukan pilihannya.

Dalam lintasan sejarah, sudah banyak tokoh, pemikir, dan wartawati Minang yang tampil di skala nasional bahkan internasional. Perempuan NTT hendaknya tidak berhenti puas hanya karena dimanja oleh lagu Tabola Bale, tetapi melihat ini sebagai peluang untuk bangkit dan menjadi “Diva” pada babak hidup selanjutnya.

2. Belajar Jiwa Entrepreneurship dan Marketing

Orang Flores/NTT perlu belajar jiwa entrepreneurship dan kemampuan marketing dari saudara-saudara Minang. Saya yakin Diva Aurel memiliki peran amat kuat dalam ‘menjual’ lagu Tabola Bale.

Seperti orang Padang yang pandai berdagang, orang NTT juga mesti belajar mahir dalam tata niaga. Hal ini sedang didorong oleh Pemprov NTT melalui beragam program: One Village One Product, Beli NTT, NTT Mart, dan lain-lain.

Proverbia dan Doa

Saya senang SOU lantang menyatakan, “Qui bene cantat bis orat” (dia yang bernyanyi baik, berdoa dua kali). Jiwa-jiwa yang hafal proverbia Latinae muncul dengan indah. 😁😍

Saya yakin Diva Aurel juga menghafal peribahasa dan doa bahasa Arab:

“Allahumma innii as’aluka an tarzuqanii rizqan halaalan waasi’an thayyiban min ghairi ta’bin wa laa masyaqqatin wa laa dhairin wa laa nashabin innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir”

(“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar melimpahkan rezeki kepadaku berupa rezeki yang halal, luas, dan tanpa susah payah, tanpa memberatkan, tanpa membahayakan, dan tanpa rasa lelah dalam memperolehnya. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.”)


Selamat pagi untuk kita semua. Mari membangun kampung halaman!

Komentar