Olahraga di Bandara

Olahraga di Bandara

Olahraga di Bandara? Aneh kan, dan saya yakin banyak yang akan membaca tulisan ini karena melihat judulnya. Tetapi ini adalah kondisi real yang terjadi di kotaku tersayang; Ruteng.

Kota indah dengan seribu gereja kata Lipooz dalam lagunya Ruteng is The City, adalah kota paling indah yang pernah saya tinggali; home sweet home.

Dengan ketinggian kurang lebih 1.200 meter dari permukaan laut (mdpl), cuaca dingin sudah pasti jadi ciri khasnya Ruteng; selain ikan cara, kompiang dan enu-enu Manggarai dengan kecantiknya.

Bandar udara Frans Sales Lega, yang diambil dari nama salah seorang mantan Bupati Kabupaten Manggarai, terletak di bagian utara kota Ruteng. Ini adalah satu-satunya bandara di kota Ruteng.

Sejak jaman masih bernama “Satar Tacik”, bandara ini sudah menjadi salah satu tempat nongkrong (memperhalus istilah pacaran)  untuk kaum muda di Ruteng.

Selain tempat pacaran, dengan ruas jalan lurus dan selalu dalam kondisi bagus, jalan menuju bandara sering digunakan sebagai tempat buat latihan motor dan balapan. Saat ini sih untuk balapan sudah tidak dibolehkan lagi dengan alasan mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat sekitar.

Entah sejak kapan bandara menjadi tempat olahraga di Ruteng ini.

Secara pribadi sih saya baru mulai menggunakan bandara sebagai arena olahraga pas hamil. Sebagai bumil yang harus banyak gerak, bandara menjadi pilihan tempat olahraga yang asik.

Untuk orang luar Ruteng, mungkin akan berasa aneh dengan pemandangan banyaknya orang yang berolahraga di bandara. Tetapi untuk warga Ruteng dan sekitarnya, keterbatasan sarana olahraga dan ketersediaan bandara,  yang karena alasan cuaca tidak pernah dikunjungi pesawat pada sore hari, ini adalah sesuatu yang lumrah.

Ruteng dengan suhu udaranya yang selalu rendah adalah tempat yang sulit sekali untuk sekedar berkeringat. Keringat adalah hal mahal yang harus dicari dengan cukup susah payah. Pola makan tidak sehat dengan daging, yang pada musim tertentu jadi menu utama,  membutuhkan pembakaran lemak yang bagus. Olahraga adalah salah satu jalan sederhana untuk terhindar dari berbagai jenis penyakit. Juga dari tumpukan lemak  di beberapa bagian tubuh yang sangat juga berpotensi merusak penampilan.

Sebenarnya di Ruteng punya beberapa sarana olahraga yang sudah disediakan oleh pemerintah, tapi alasan jarak dan teknis peralatan menjadikan sarana tersebut hanya digunakan oleh orang-orang tertentu.

Dulu Ruteng punya lapangan Motang Rua di tengah kota, tapi sekarang sudah tidak bisa digunakan untuk olahraga lagi. Pada hari minggu atau sore setiap harinya kadang masih digunakan juga tapi tidak seperti yang seharusnya lapangan olahraga.

Ada lapangan tennis juga ditengah kota, tapi ini termasuk olahraga mahal dengan peminat terbatas. 

Maka Bandar udara Frans Sales Lega jadi pilihan dan alternatif menarik untuk olahraga dan cuci mata.

Letaknya strategis, tidak terlalu jauh dari pusat kota, akses yang mudah, tawaran cuci mata dan tentu saja sarana ini gratis dan luas.

Tidak perlu membayar untuk masuk ke wilayah bandara, pilihan olahraga yang ingin dilakukan juga lumayan. Kalau pengen main bola kaki, bisa melakukannya di sekitar pintu masuk bandara, untuk pingpong ada ruangan yang disediakan.

Untuk jogging? Nah ini dia yang mengambil tempat paling luas dan panjang serta dijamin bakal sangat berkeringat.

Landasan.

Sampai dibagian ini pasti banyak yang tersenyum atau terheran-heran bahkan mungkin tertawa terbahak. Yup, landasan adalah pilihan yang banyak diambil oleh para olahragawan  untuk mendapatkan keringat.

Selain landasannya yang lurus (ya iya lah bandara hehehe), nyaman sekali melihat pemandangan kota Ruteng di arah selatan. Dari arah bandara, kita juga bebas untuk menikmati awan dan langit biru tanpa batas, ini tentu saja kondisi saat kota Ruteng sedang tidak diliputi mendung atau hujan sore hari. Tidak adanya kendaraan bermotor yang mondar mandir dan mengganggu kenikmatan olahraga di area landasan adalah salah satu daya tarik utama selain kebersihan yang selalu terjaga.

Ada beberapa aturan tidak tertulis yang sepertinya sudah disepakati secara otomatis saat memasuki area bandara dengan niat olahraga.

Yang pertama adalah selalu menjaga kebersihan. Walaupun banyak yang jogging dan masing2 membawa botol air mineral, tetapi hampir tidak pernah terlihat sampah botol air mineral atau bungkus permen yang tercecer. Kesadaran untuk hal ini sangat bisa diacungin jempol.

Selain kebersihan, ada salah satu aturan menarik yang baru saya perhatikan beberapa saat terakhir; yaitu soal arah jogging.

Sebagai informasi awal, Bandar udara Frans Sales Lega membentang dengan arah timur-barat. Nah, biasanya untuk yang memutuskan berlari ke arah barat akan secara otomatis mengambil jalur selatan. Sebaliknya yang berlari ke arah timur akan secara otomatis mengambil jalur utara. Ini  seperti berlangsung secara otomatis.

Salah satu keuntungan tinggal di kota kecil adalah biasanya kita saling kenal satu sama lain. Ini kemudian berlanjut ketika berolahraga di bandara, hampir semua yang berolahraga saling kenal dan punya jadwal masing-masing. Kalau jadwalnya sama, maka pasti akan sering bertemu. Perubahan jadwal akan memungkinkan kita bertemu dengan orang lain tapi ya tetap saja saling kenal. Suasana olahraganya jadi benar-benar asik. Berkeringat secara fisik dan secara psikologis juga pasti akan nyaman. Tentu saja bakat alam untuk bergosip harus diabaikan untuk sementara waktu,  karena semua sedang sibuk mendapat keringat sebanyak-banyaknya; akan sangat riskan kalau diajak bergosip.  Hehehe.

Ciri khas lain yang juga akan mudah terdekteksi dan jadi salah satu ciri olahraga di bandara adalah waktu kedatangan dan pola tingkah.

Untuk yang benar-benar niat mau olahraga waktu kedatangan sekitar jam 15.00-16.00 Wita; langsung pemanasan,  start and go. Nah untuk yang punya prioritas dan niat lain, rata-rata akan datang setelah jam 16.00 Wita, tidak langsung pemanasan. Biasanya akan mulai dengan melihat ke arah barat/timur dan mulai mngetik sesuatu di handphone. Sangat jelas terlihat motivasinya kan?

Ciri lainnya adalah gaya berpakaian.

Yang memang ingin olahraga biasanya akan mengenakan seragam olahraga lengkap. Dengan cuaca Ruteng yang dingin maka busana yang biasa digunakan adalah pakaian olahraga lengkap; trening kata anak Ruteng. Celana panjang, sweater atau jaket plus topi untuk memastikan akan berkeringat maksimal. Nah yang orientasinya adalah selain olahraga, biasanya akan menggunakan celana pendek berbahan jeans (ketat pula), dengan jaket yang menutupi seadanya malah kadang ada yang tidak memakai jaket sama sekali. Wow…

Wilayah bandara yang terbuka dan dengan tiupan angin yang cukup kencang plus suhu udara yang memang sudah rendah,maka bisa dibayangkan apa yang akan terjadi. Tapi demi penampilan, demikianlah.

Pemandangan lain yang juga akan bisa dinikmati adalah kebersamaan dan hubungan harmonis antara para olahragawan dengan sapi.

Hahaha. Tapi begitulah, biasanya disekitar landasan ada banyak sapi yang diikat karena rumput hijau disekitar bandara tersedia dalam jumlah yang cukup banyak.

Kadang tempat sapi-sapi itu diikat adalah patokan yang digunakan untuk berjalan cepat, mulai berlari pelan atau lari terbirit-birit (diandaikan sapinya terlepas dan masuk landasan )

Pemandangan khas bandara ketika memasuki jam 16.30 wita adalah bapak dan ibu petani yang pulang dari kebun. Mereka melintasi bandara dengan roto (anyaman rotan untuk membawa hasil pertanian biasanya dipikul menggunakan tali) di kepala, parang atau sabit, kayu api dan lain-lain hasil pertanian.

Untuk mereka perjalanan dari kebun ke rumah atau sebaliknya adalah olahraga yang tidak memerlukan waktu dan pakaian khusus. Orientasinya juga tidak macam-macam.

Apapun yang ada di benak anda saat baca tulisan ini, Ruteng adalah kota terindah dengan banyak cerita dan kenangan untuk setiap bagiannya.

Ask people who’ve been here n they’ll smile to you. It’s more than an answer

Kabut Pagi Jalur Bandara FSL Ruteng
Suatu Pagi Berkabut di Jalur Bandara Ruteng tahun 2006; pic by Erlan Dugis

Ini adalah tulisan lama saya dari notes Facebook tahun 2009 yang kembali saya temukan dan bagikan disini. Beberapa bagian dari tulisan ini sudah tidak sama lagi dengan kondisinya di tahun 2024 ini. Tidak ada lagi yang boleh masuk dalam landasan. Tidak ada lagi sapi di sekitar landasan dan masyarakat sudah tidak lagi bebas lewat dalam area bandara sekarang ini.
Yang masih sama adalah area Bandar Udara Frans Sales Lega di Ruteng masih tetap ramai dan jadi favorit setiap sore sebagai tempat jogging; sekarang lebih modern dan lengkap. Dengan para olahragawan dan berbagai motivasi serta gaya berpakaiannya, kawasan bandara masih jadi area favorit cuci mata

Yang selalu sama adalah Ruteng yang tidak pernah kehilangan keindahannya, apapun suasana hatimu dan bagaimanapun bentuk fisikmu.
Salam dari Ruteng kali ini

Komentar