Cinta adalah Energi

Cinta adalah Energi

Semua emosi itu adalah bentuk energi; cinta itu energi. Tulisan ini lewat di beranda pagi tadi.  Menarik karena ini agak beda dengan konsep cinta yang selama ini saya pahami.  Ini definisi cinta yang baru buat saya, seru juga.Pernyataan bahwa emosi, termasuk cinta, itu energi tentu saja bukan konsep atau pernyataan ilmiah, ini lebih ke metafora atau perumpamaan.

Menurut KBBI, energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja dan salah satu definisi emosi dari KBBI adalah keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan). Energi sifatnya fisik dan terlihat, emosi lebih ke nonfisik dan tidak terlihat. Anak-anak IPA akan bilang bahwa energi bisa diukur, ada perubahan bentuk, ada skala yang nyata dan disepakati.

Emosi tidak terlihat nyata tetapi dapat diamati dari gejala fisik seperti detak jantung atau wajah yang memera,  juga perilaku.

Secara ilmiah mungkin agak susah untuk disandingkan, tetapi bukannya tidak mungkin.

Emosi sering digambarkan sebagai energi karena emosi memungkinkan manusia melakukan hal-hal yang “menggerakkan dan mengubah” yang adalah sifat energi. Ahaiiiii, ketika sampai di bagian ini, akhirnya saya mulai menemukan polanya.

Cinta adalah energi yang mengalir, menggerakan, dan mengubah.

Merasakan sesuatu yang menggerakan untuk bangun lebih pagi, membuka jendela, menjerang air lalu beres-beres. Ada senyum yang “melted” sebagai ucapan terima kasih dan mendorong tugas selesai tepat waktu.

Samar, energi menggerakan jemari berkabar, bahkan jika hanya sempat mengetik 3 huruf pada dawai; otw. Kompromi untuk rengekan tengah malam dan kantuk yang kalah dengan ajakan ciluk ba. Atau langkah tergopoh mengejar waktu karena ada energi untuk menyelesaikan pekerjaan deadline atas nama tanggung jawab. Entah sihir apa yang menggerakan tubuh berdansa ketika Kenny Rogers bernyanyi padahal listing spotify jauh berbeda. Semua itu atas nama cinta yang adalah energi yang mengalir, menggerakan, dan mengubah.

Cinta sebagai energi itu tidak selalu harus besar, tapi dia bergerak dan menggerakan.

Cinta mengisi ruang kosong di antara luka, lelah dan harapan. Bergerak menembus batas ragu lalu menari merayakan perjalanan dengan semua ceritanya.

Energi mengalir hangat bersama tepukan singkat di pundak atau sekedar ucapan selamat pagi di selasar. Perubahan pola tidur demi kesehatan agar senyum yang tersayang tetap sumringah adalah gerakan sederhana atas nama cinta. Kopi yang selalu tersedia bersama air putih di meja kadang adalah jawaban untuk  banyak tanya yang tidak terucap.

Hal-hal sederhana seringkali  adalah pernyataan cinta paling besar. Konsitensi pada sesuatu yang receh adalah romantisme cinta paling berkesan.

Energi yang terpancar adalah sumber bahagia yang tak butuh penjelasan.

Mencintai diri sendiri dengan tepat bisa membagi energi dan nyaman pada sekitar. Orang-orang dengan energi positif selalu mudah dicintai. Pertukaran energi selalu menyenangkan disini. Akan sulit berteman dengan orang-orang dengan energi negatif, melelahkan. Toxic kata Gen-Z. 

Cinta bisa tenggelam dalam kepahitan dan luka yang tak ingin disembuhkan. Energi positif sangat mungkin kalah dalam takaran dengan jumlah ego yang  berbaris di sisi sebelah. Bagian ini agak rumit dan menyakitkan, tetapi adalah nyata bahwa sebagaian kita membiarkan cinta hilang dalam kepahitan.

Cinta itu energi yang bisa menyembuhkan luka-luka tak terlihat, trauma terpendam, dan sepi di tengah keramaian. Bisa, jika diizinkan.

Cinta itu energi; bukan sekedar romantisme klasik,

Cinta sumber tenaga yang bisa bikin mode “bertahan” menjadi mode “melaju”.

Ketika ada cinta yang tidak diperjuangkan, energinya mungkin mulai berkurang. Sungguh, jangan ucapkan cinta jika tak mau berjuang menepis ego. Berhentilah berjanji ketika energi untuk menepatinya tak sebanyak harapan yang dipupuk dalam diam. Energi  akan memungkinkan segala ketidakpastian menjadi nyata. Bahkan sekedar tatapan penuh sayang akan setara tenaga kuda untuk mengarungi hari yang berat. Energi toh tak perlu selalu spektakuler, secukupnya saja untuk menjadi sumber bahagia. Bertarung dengan ego dalam diri lalu memenangkannya dengan pelukan, itu cukup. Tak perlu kalimat rayuan panjang, datang dan temani saja duduk. Bukan konser megah yang memenangkan kenyamanan, bersenandung pun bisa jadi jawaban.

Cinta itu energi dan kita adalah bagian dari alirannya; tanpa perlu memaksa.

Biarkan mengalir dan cukup rasakan; jika harus, semua akan berubah dengan sendirinya. Emang begitu kerja energi, tidak terlihat tapi berasa

Cinta adalah energi merupakan salah satu definsi cinta yang saya sepakati.

===== Salam dari Borong =====

Komentar