Cerita Idul Adha dari Ruteng

Cerita Idul Adha dari Ruteng

Manggarai adalah kabupaten induk bagi Manggarai Timur dan Manggarai Barat yang berada di ujung barat Pulau Flores. Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, adalah kota kecil yang sejuk dengan keramahan dan kenyamanannya. Kesejukan ini bukan hanya datang dari cuaca, tetapi juga dari kehangatan interaksi sosial masyarakatnya.

Simbol Kerukunan di Jantung Flores

Salah satu hal menarik dari kota Ruteng adalah berdirinya dua masjid di antara banyaknya gereja dan biara. Keduanya adalah Masjid Jihadul Ukhro yang terletak di pusat kota, Kelurahan Mbaumuku, dan Masjid Agung Baiturrahman di Kumba, Kelurahan Satar Tacik. Tentu saja, ini bukan sekadar tentang bangunan indah tempat umat beribadah; ini adalah cerminan kerukunan antarumat beragama yang telah terbina sejak lama.

Menurut berbagai sumber, Islam diperkirakan masuk ke Manggarai sekitar abad ke-17, dibawa oleh para pedagang dan ulama dari Minangkabau, Makassar, Bugis, dan Bima. Sejak saat itu, agama Islam berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Manggarai dalam harmoni hingga hari ini.

Potret Keberagaman dalam Angka

Merujuk pada publikasi Manggarai Dalam Angka BPS, jumlah penduduk Kabupaten Manggarai per April 2025 adalah 340.153 jiwa dengan mayoritas penduduk beragama Katolik. Jumlah penduduk muslim di Manggarai sampai dengan November 2024 tercatat sebanyak 13.031 jiwa atau sekitar 3,8% dari total populasi.

Sebagai kelompok minoritas, umat muslim dapat menjalankan ibadah dengan aman dan nyaman selama bertahun-tahun. Dua masjid yang berdiri megah di tengah cantiknya kota Ruteng menjadi bukti nyata toleransi tersebut. Keberadaan masjid di pusat kota juga menjadi simbol perlindungan dari masyarakat Manggarai terhadap kaum minoritas.

Saat Lonceng Gereja dan Gema Takbir Bersahutan

Persaudaraan dan persahabatan ini terlihat jelas pada perayaan hari-hari besar keagamaan. Umat dari berbagai agama saling menjaga dan terlibat aktif untuk memastikan setiap rangkaian ibadah berjalan aman dan lancar.

Saat perayaan Natal, para Remaja Masjid turut menjaga keamanan di lingkungan gereja. Begitu pula saat prosesi Jumat Agung, muda-mudi muslim ikut serta membantu kelancaran dan keamanan perarakan. Sebaliknya, saat malam takbiran dan pelaksanaan salat Idulfitri maupun Iduladha, Orang Muda Katolik (OMK) berpartisipasi menjaga keamanan di sekitar masjid. Masyarakat umum pun antusias terlibat dalam malam takbiran yang biasanya dilanjutkan dengan acara ramah-tamah di lingkungan masjid.

Kerukunan dalam keberagaman ini sudah mendarah daging. Sikap saling menghargai dan menghormati telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Manggarai.

Kurban Iduladha: Puncak Persaudaraan Lintas Iman

Situasi harmonis ini terbina berkat peran para tokoh agama yang memberikan teladan nyata tentang bagaimana seharusnya spiritualitas diwujudkan. Saat Natal, para tokoh muslim akan bersilaturahmi ke rumah kerabat yang merayakan. Saat Lebaran, rumah-rumah keluarga muslim ramai dikunjungi oleh saudara-saudara non-muslim untuk bersama-sama menikmati opor dan hidangan lainnya.

Pada perayaan Iduladha 1446 H/2025 M, ikatan persaudaraan menjadi semakin erat dengan partisipasi saudara-saudara non-muslim dalam ibadah kurban. Umat Paroki Kumba, wilayah tempat Masjid Agung Baiturrahman berdiri, menyerahkan seekor kambing kurban. Hewan kurban ini diantar langsung oleh para muda-mudi Katolik sehari sebelum salat Id dilaksanakan.

Pada 5 Juni 2025, dengan mengenakan pakaian adat Manggarai, perwakilan dari Keuskupan Ruteng dan umat Paroki Katedral juga menyerahkan tiga ekor kambing sebagai bentuk partisipasi dalam perayaan Iduladha. Raimundus Nuruk selaku juru bicara menyampaikan bahwa hewan kurban tersebut merupakan wujud persaudaraan dari umat Katolik Keuskupan Ruteng dan Paroki Katedral.

“Hewan kurban ini merupakan bentuk partisipasi umat Katolik dalam perayaan Iduladha tahun ini. Semoga kebersamaan dan persaudaraan yang terjalin membawa berkah untuk semua umat beragama di Kabupaten Manggarai,” demikian disampaikan Raimundus Nuruk.

Suara Para Tokoh: Pesan Damai dari Tanah Manggarai

Hewan kurban ini diterima oleh H. Rusul selaku Ketua Takmir Masjid Agung Baiturrahman beserta jajarannya di halaman masjid. H. Rusul, dengan suara terbata menahan haru, menyampaikan terima kasihnya, “Kami, umat muslim, merasa sangat berbahagia atas kunjungan dari DPP Paroki Katedral dan amanah berupa tiga ekor kambing kurban ini. Semoga persaudaraan ini akan selalu terjaga dan kehidupan beragama di Manggarai menjadi contoh indahnya keberagaman untuk anak cucu kita. Salam hormat kami untuk Yang Mulia Uskup Ruteng.”

H. Amir Kelilauw, seorang sesepuh dan tokoh umat Islam di Manggarai, pada kesempatan terpisah turut menyampaikan apresiasinya.

“Ruteng adalah kota teladan, di mana keberagaman justru menjadi kekayaan dan kekuatan. Di kota ini, semua orang adalah saudara dalam kemanusiaan; perbedaan adalah pengikat yang semakin mengeratkan rasa persaudaraan. Dengan berkurban, kita tidak sekadar menjalankan perintah agama, tetapi juga ‘menyembelih’ ego dan kesombongan pribadi maupun kelompok demi kepentingan yang lebih besar. Kita membuang semua atribut dan menyatu sebagai orang Manggarai yang akan selalu saling menghormati dan menyayangi.”

Selamat Hari Raya Idul Adha dan Salam Hangat dari Ruteng

Komentar